
4 Golongan Perumpamaan Orang yang Membaca Al-Qur'an
Ringkasan: Artikel ini menjelaskan hadits Nabi ﷺ yang memaparkan empat perumpamaan orang yang membaca Al-Qur'an: uṭrujjah (jeruk/buah harum-manis), kurma (manis tanpa bau), rayḥānah (harum tapi pahit), dan ḥanẓalah (pahit tanpa bau). Disertai arti, hikmah, dan tips praktis agar pembaca dapat menjadi golongan yang dicintai Allah.
Hadits Asli (Arab) dan Terjemahan
عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: "مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ"
Terjemahan Ringkas
Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa:
- Mukmin yang membaca Al-Qur'an seperti uṭrujjah (harum dan manis).
- Mukmin yang tidak membaca seperti kurma (manis tapi tidak berbau).
- Munafik yang membaca seperti rayḥānah (harum tapi pahit).
- Munafik yang tidak membaca seperti ḥanẓalah (pahit dan tidak berbau).
Penjelasan Lengkap (Per Golongan)
1. Mukmin yang Membaca Al-Qur'an — Uṭrujjah
Ciri: Rajin membaca Al-Qur'an, memahami, dan mengamalkan ajarannya. Bacaan menjadi cahaya dan akhlak menjadi cerminan iman.
Makna perumpamaan: Buah yang harum dan manis menunjukkan bahwa ia menyenangkan dirinya sendiri (manis) dan menyebarkan kebaikan kepada orang lain (harum). Seorang mukmin seperti ini memberi pengaruh positif—bukan hanya sekedar bacaan, tetapi juga perilaku dan manfaat bagi masyarakat.
2. Mukmin yang Tidak Membaca Al-Qur'an — Kurma
Ciri: Tetap beriman tetapi jarang membaca Al-Qur'an. Iman tetap ada, namun kurang pancaran dari bacaan Al-Qur'an.
Makna: Manisnya iman tetap terasa—dia mendapat pahala dan posisi baik di sisi Allah—namun tidak memberi aroma yang menebarkan kebaikan pada lingkungan. Ini adalah peringatan agar iman tidak hanya pasif tetapi aktif melalui membaca dan mengamalkan Al-Qur'an.
3. Munafik yang Membaca Al-Qur'an — Rayḥānah
Ciri: Terlihat rajin membaca Al-Qur'an secara lahiriah, tetapi hati tidak beriman. Penampilan baik menutupi kebusukan dalam hati.
Makna: Daun wangi yang rasanya pahit menunjukkan kemunafikan: tampilan luar baik (harum), namun batinnya buruk (pahit). Bacaan yang tidak disertai keimanan dan amal shalih tidak menyelamatkan di hadapan Allah jika niat dan hati tidak tulus.
4. Munafik yang Tidak Membaca Al-Qur'an — Ḥanẓalah
Ciri: Tidak beriman dan tidak membaca Al-Qur'an. Tidak ada penampilan baik maupun substansi kebaikan.
Makna: Buah yang pahit dan tidak berbau menggambarkan ketiadaan kualitas baik sama sekali. Ini merupakan peringatan keras tentang kondisi batin yang jauh dari cahaya Ilahi.
Hikmah & Pelajaran
- Membaca Al-Qur'an idealnya tidak hanya sekadar lisan, tetapi juga menjiwai hati dan diamalkan.
- Tampilan lahiriah baik tanpa iman yang benar tidaklah cukup; Allah melihat kondisi hati.
- Iman yang tidak dihiasi Al-Qur'an kurang memberi manfaat bagi lingkungan; sebaliknya, bacaan yang diikuti amal akan memberi pengaruh luas.
Tips Praktis Menjadi Golongan Uṭrujjah
- Jadwalkan membaca Al-Qur'an setiap hari, mis. 5–10 menit jika sedang sibuk.
- Pelajari makna (terjemah/tafsir) agar bacaan menjadi penggerak amal.
- Praktikkan satu ayat atau satu pesan akhlak yang dipahami setiap hari.
- Ajarkan Al-Qur'an pada keluarga atau ikut kelompok kajian untuk memperkuat konsistensi.
Penutup
Hadits ini adalah panggilan agar kita menjadikan Al-Qur'an sebagai nafas kehidupan — bukan sekadar suara yang indah, melainkan sumber petunjuk yang mengubah hati dan perbuatan. Semoga kita termasuk golongan yang harum dan manis: uṭrujjah.
Catatan: Untuk keakuratan lafaz hadits dan sanad, rujuk mushaf hadits (Shahih Bukhari, Shahih Muslim) atau kitab-kitab hadits yang terverifikasi di samping mempelajari tafsir yang sahih.